Selasa, 01 Juni 2010

Kenikmatan Lain dari Panen Jagung

Tak dinanya alhamdulillah selain keuntungan yang diperoleh langsung oleh petani ternyata ada kenikmatan-kenikmatan lain dari bertanam jagung ini. Secara matematis bertanam jagung itu cukup memberikan janji, keuntungannya minimal 100 % dari modal yang ditanam (pengalaman kami), hanya menunggu 3 bulan sejak mengolah dan mempersiapkan lahan hingga panen. Konon katanya bertanam jagung manis adalah cara bercocok yang paling 'maniz' di antara bercocok tanaman sayuran lainnya, paling mudah dan tidak rewel, dengan catatan manajemen dan pemeliharaan yang baik dan benar sejak awal tanam. Bertanam jagung bisa dilakukan sepanjang tahun 'tetapi harus ada pengolahan tanah yang benar untuk mengembalikan kesuburannya' itu artinya ada minimal 3 kali panen. Apabila luas lahan yang akan ditanam jagung bertambah maka tentunya hasilnya pun berlimpah...
Berbicara kenikmatan, banyak sekali keuntungan dari bertanam jagung ini, khususnya di luar keuntungan untuk pribadi.... coba saja simak ceritanya.
Sejak persiapan lahan ada beberapa orang yang bisa dipekerjakan mulai dari membuang akar bekas tebu hingga penyiangan rumput sebelum tanam, lalu saat tanam ada beberapa orang pekerja wanita yang bertugas menanam, saat pemeliharaan juga mempekerjakan beberapa orang hingga panennya juga banyak orang yang terlibat di dalamnya. Dari semua itu banyak orang yang bisa memperoleh pekerjaan walau tak tetap. Di luar itu, tak lepas juga para tetangga atau beberapa orang bisa juga merasakan hasil panen. Banyak yang bisa diperbuat oleh seorang petani dalam menyikapi hidupnya, tanpa disadari selama dia menjalai budi daya pertanian ternyata ada sebagian orang memperoleh kenikmatan dari proses ini.....
Ada lagi kenikmatan lainnya, yaitu kenikmatan bathin yang tak bisa tergambarkan. Kami hanya bertugas menanam dan memeliharanya, selama itu harap dan cemas tercermin di wajah kami. tetapi tetap kami harus berserah diri dan berdoa pada Allah Swt menanti hasil yang terbaik yang akan kami peroleh. Sepanjang perjalanan memelihara tanaman, betapa bahagianya ketika melihat tanaman tumbuh dan subur menghijau, menanti harapan yang kita tanam hingga ketika mereka mulai berbunga dan berbuah.... tinggal menghitung hari untuk sebuah penantian kenikmatan berikutnya...

Grand Harvest (panen jagung asli)


Salah satu jagung yang berukuran besar kira-kira 550 gr


Hasil panen dimasukkan ke dalam karung


Suasana di kebun saat panen, tampak pak tani senyum ceria...

Tiba saatnya panen jagung yang pertama kalinya bagi kami!...horee....
Subuh itu kira 4 orang pria datang hendak memotong atau membabat pohon jagung lalu tak lama kemudian 6 orang pekerja wanita dan 3 orang pria pun datang sebagai pengambil tongkol jagung, lalu setelah seperempat lahan dibabat datanglah rombongan pengambil jagung yang akan di angkut ke sebuah truk, kira-kira mereka berjumlah 6 orang pria dan satu orang yang mewakili pembelinya, satu lagi tentunya sang empunya jagung! Jadi ada 20 orang yang berkecimpung di areal kebun... uih... ramenye....
O, ya dari 4 orang pertama adalah mereka yang bermaksud mengambil batang dan daun tanamannya saja untuk peternakan, mereka berdiri sendiri alias tidak dibayar, 6 wanita dan 3 pria adalah pekerja yang dibayar oleh kami dan 7 orang pria lainnya mereka pihak pembeli tentunya bukan kewajiban kami. Hitungan ini untuk memberi gambaran bagaimana sebenarnya sistematisnya panen jagung itu, sebelumnya kami merasa awam tentang ini apalagi ternyata di lapangan ada kewajiban-kewajiban yang kita tidak duga, contohnya ada kewajiban 'ongkos susut' yang mesti keluarkan oleh petani untuk dibayarkan ke pembeli, jumlahnya variatif tergantung kebaikan si pembeli (kebetulan pembeli jagung kami cukup bijaksana hanya meminta 5 % dari jumlah tonasi). Ya begitulah permainanya....kita harus mengikuti aturannya.
Terlepas dari itu semua sungguh tak terlukiskan betapa senang dan bahagianya bisa panen begini setelah melalui badai hujan angin (balada)...dan pengalaman pertama kami di bidang pertanian ini. Betapa tidak! harapan kami saat itu dengan mencapai hasil panen kira-kira 5 ton saja sudah cukup memperoleh keuntungan, tetapi lagi-lagi ternyata hasil kami lebih dari perkiraan yaitu 7 ton!... hasil dari berapa kg benih yang ditanam (yah.. walau ada orang mengatakan ini belum maksimal, tetapi bagi kami ini rizki dan anugrah yang besar!). Harga saat panen waktu itu boleh dibilang cukup sedang tinggi Rp 2100/kg, padahal 2 minggu sebelumnya kira-kira Rp 1500/kg. Sungguh beruntung panen jagung kami...memperoleh harga yang ideal.
Setelah dihitiung-hitung berat jagung rata-rata 300 gr bahkan ada yang mencapai 550 kg, cukup besar bukan? wah memang jabung Bonanza keren abizz dech! (bukan bermaksud iklan) belum lagi dengan kenikmatan-kenikmatan lainnya yang kami peroleh baik yang dirasakan langsung oleh pribadi kami juga oleh orang lain yang terlibat atau tidak (baca kenikmatan lain)

Menuju 'Soft HArvesT'....(panen jagung putri)

Setelah kisah balada yang menimpa tanaman jagungku, saya hendak bercerita kembali kegiatan pemeliharaan hingga ke waktu panen...begini...
Sehari setelah rebah batang-batang tanaman yang nekuk atau patah diberdirikan kembali dan yang enggan berdiri lagi dibiarkan tumbuh begitu saja. Alhamdulillah tiga hari kemudian tanaman bermunculan bunga dan saatnya pemberian pupuk yang ketiga kalinya diberikan (lihat pemberian pupuk kedua)
Pemberian pupuk ketiga ini berupa campuran urea dan npk, perbandingannya 2 : 1, diberikan diantara dua batang pohon kira-kira 1 sdm. Pemberian pupuk ini yang terakhir kalinya sebelum panen, saat itu usia tanaman kira-kira 47 hari atau bunga yang bermunculan sudah seragam. Setelah itu tinggal pemeliharann seperti menyiangi rumput dan menunggu panen....


Seminggu setelah bunga bermunculan, kini saatnya panen putri atau jagung muda. Panen ini harus dilaksanakan sebagai langkah penjarangan untuk mendapatkan tongkol jagung asli yang hendak dipanen nanti berukuran ideal atau besar (karena jagung bonanza yang saya tanam ini bisa 1/2 kg beratnya).
Panen putri yang dihasilkan mencapai kira-kira 1 ton, dari penjualan putri ini mampu menutupi biaya beli benih. Lumayan kan?.... belum lagi nanti 'Grand Harvestnya'

Balada Tanaman Jagungku


Sebesar ini saat terkena badai (hujan angin)



Tak lama setelah itu bermunculan bunga

Alkisahnya seperti ini :
Pagi itu saat kami sedang menyantap sarapan, tiba-tiba bel salah satu Hp kami berdering, segera oleh suamiku diangkat dan terdengar pembicaraan serius!....tampak wajah suamiku sedikit terlihat sedih... "bu... jagung kita rebah kena jagung!" Aku tertegun sejenak dan diam beberapa saat...innalillahi!...wa innalillahi rojiun...betapa lemasnya hati kami sambil berfikir bahwa harapan kami menghilang....tetapi kami mencoba untuk tetap tabah. Bayangan kami sebelumnya kami sangat merasa senang dengan pertumbuhan jagung kami kokoh dan rampag! betapa tidak tanaman ini adalah kali pertama yang kami tanam...kami menanam 'harapan' di sini... namun... sekali lagi musibah tak mengenal siapa dan apa yang akan disentuhnya. Saya sadar ini adalah ujian, ujian yang sebenarnya harus bisa membuat kami lebih kuat dan pantang menyerah!
Kami berusaha tegar dan menerima semua ini... Setelah itu segera kami pun menengok kebun...
Sebelum sampai ke kebun kami, disepanjang jalan menuju lokasi tak henti-hentinya kami mengucap istigfar, di kiri-kanan jalan adalah kebun tebu yang hampir separuhnya rebah, bayangkan ratusan hektar areal! semakin lemas hati kami...bayangan terhadap kebun kamipun begitu... rebah semua rata dengan tanah...
Kendaraan kami terus meluncur pelan...tibalah tepat di depan kebun....sekali lagi kami tertegun sejenak, sambil menghela napas panjang....spontan kata-kata kami ...Ya Allah! Ya Allah!...betapa Engkau masih melindungi hambaMu ini! Alhamdulillah tidak seperti bayangan kami sebelum itu yang mengira tak ada harapan... Ternyata kawan... tanaman yang terkena badai hanya mungkin sepertiganya dan tidak terlalu parah...Hati kamipun kembali lega dan segera bertindak memperbaiki tanaman yang rebah. Satu hingga dua hari tanaman jagung kembali berdiri tegak...Akhirnya 'harapan itu' muncul kembali....
Kawan, dari cerita ini kami dapat memetik sebuah hikmah, yakni bahwa kita sebagai manusia hanya bertugas menjalankan apa yang mesti kita usahakan, boleh berhitung secara matematika tentang apa yang akan kita peroleh akan tetapi tetap harus sadar bahwa ada sesuatu yang tidak bisa dikendalikan atau diperhitungkan oleh diri manusia. Sabar, pasrah dan menerima adalah sikap yang paling sehat dan aman untuk jiwa kita, setelah itu tetap ikhtiar adalah obatnya.
Kembali ke tanaman jagung kami....setelah diterjang badai, merekapun berdiri kembali, caranya adalah dengan menegakkan batang yang bengkok atau patah. Tak perlu khawatir, ternyata batang pohon yang patah sekalipun tetap bisa berbunga. Kira-kira 3 hari setelah musibah itu tanaman mulai muncul bunga! "sengsara membawa nikmat" dan atau memang sudah waktunya berbunga... Di luar semua itu kami tetap bertambah senang... Alhadulillah..."sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan"...